Home, Film Lucu Namun Sarat Pesan
Jika kita ingin melihat film animasi yang sarat makna, maka film Home merupakan salah satu yang harus anda tonton. Film yang berdurasi sekitar 93 menit ini menjelaskan banyak fakta ilmiah tentang perubahan lingkungan yang terjadi di bumi. Dalam film disutradarai oleh Yann Arthus-Bertrand ini banyak diceritakan perubahan lingkungan yang merupakan akibat perbuatan manusia.
Film ini seolah
mengkeritisi prilaku manusia sebagai spesies yang paling dominan dalam
mengelola bumi. Sebagai spesies yang mengelola hasil alam dan melakukan
pembangunan manusia sering lupa untuk tetap merawat sumber daya alam itu
sendiri. Artinya, sebagai orgasnisme yang saling membutuhkan, manusia lupa
untuk menjaga keseimbangan satu sama lain.
Apa yang terjadi di
awal-awal penciptaan bumi ini sebagai cikal bakal kehidupan; Bagaimana bumi
diciptakan dalam harmonisasi dari semua materi abiotik (air, tanah,
udara) dan biotik (dari organisme bersel satu, tumbuhan tingkat
rendah sampai konsumen tingkat tinggi); Seperti apa kehidupan manusia di zaman
berburu dan mengumpulkan makanan; hingga perkembangan peradaban manusia di era
industri dewasa ini yang berdampak pada hilangnya keseimbangan ekosistem.
Kesemuanya itu dapat kita temukan penjelasannya secara lugas dalam film ini.
Berbagai aktivitas
manusia yang mengancam kelestarian lingkungan di seluruh belahan dunia, entah
itu di darat, laut dan udara, serta perkembangan populasi manusia yang begitu
pesatnya juga tidak luput dari ulasan narasinya. Mulai dari revolusi pertanian,
hingga akhirnya ditemukan minyak yang menjadikan peradaban manusia berubah
lebih cepat.
Adanya industri, kota dan
gedung-gedung pencakar langit, ketidakseimbangan antara populasi manusia dan
ketersediaan sumberdaya alam, tentu saja ini semua mengakibatkan kesenjangan
yang belum pernah terjadi sebelumnya. Kelaparan, kekurangan air bersih dan yang
lebih mengkhawatirkan lagi adalah dampak krisis energi yang turut mengancam
sendi kehidupan kita. Cara penggambaran terhadap itu semua, benar-benar membuat
kita ikut terbawa ke dalam alur cerita film ini.
Nilai lebih dari film ini
adalah Home tidak hanya memvisualisasikan fenomena dan fakta, tetapi juga
memberikan jawaban ilmiah yang disertai data statistik sebagai hasil penelitian
atas dampak yang ditimbulkan dari kerusakan dan terganggunya keseimbangan alam
oleh aktivitas manusia.
Lebih miris lagi, karena
tanpa sepengetahuan kita, mungkin di antara perilaku sehari-hari kita lah yang
menjadi penyebab bagi terancamnya kelangsungan hidup kita dan makhluk lain
penghuni bumi ini. Atas nama kemajuan teknologi dan atas nama pembangunan, kita
terkadang melupakan aspek ekologi yang juga lebih urgen dari sekedar tuntutan
ekonomi dan adaptasi sosial. Aspek ekologi yang tak mengenal batas-batas
territorial, karena dampaknya bisa berakibat luas, sebagai perwujudan dari satu
kesatuan biosfer.
Akibat dari kemajuan
peradaban manusia, pembangunan pun semakin digalakkan dalam segala segi
kehidupan. Hal ini bisa kita lihat contohnya di kota-kota yang memang
ekonominya lebih maju, misalnya Jakarta. Di ibu kota yang aliran ekonominya
lebih cepat, maka pembangunan pun cenderung pesat. Selain itu, jika dilihat
makin banyaknya penggunaan kendaraan maka akan mempengaruhi terhadap makin
banyaknya penggunaan sumber daya bumi.
Jika penggunaan sumber
daya bumi ini digunakan terus menerus tak menutup kemungkinan suatu saat akan
habis. Makanya sebagai salah satu solusi penggunaannya pun harus memperhatikan
lingkungn. Salah satu sumber daya alam yang ramah lingkungan dan tidak
mengotori udara misalnya dengan menggunakan Bahan Bakar Gas (BBG). Nah beruntung
sampai saat ini penggunaan BBG pun telah berkembang di Indonesia sebagai energi
yang ramah lingkungan.
sumber : Home
Tulisan
ini disumbangkan untuk jadi artikel situs Si-Nergi
Comments
Post a Comment